Rabu, 26 Desember 2018

E-government di E-stonia

Salam Tech Savvy,

Nama Estonia mungkin masih jarang terdengar di telinga kita. Tapi, negara ini memang layak untuk memulai namanya dengan huruf E, yang biasanya disematkan kepada "versi elektronik" dari segala sesuatu, seperti e-paspor, e-learning dan sebagainya.

Mantan Presiden Toomas Hendrik Ilves, pencetus komputerisasi Estonia

Negara yang nasibnya terombang-ambing semasa perang dunia 2 ini, memang kecil dan berpenduduk sedikit. Hal inilah yang mendorong Toomas Ilves, untuk memulai "revolusi teknologi". Ibarat UKM yang dapat membuka bisnis secara online demi memangkas biaya, Estonia bisa memanfaatkan teknologi, untuk menutup kekurangan dalam bidang SDMnya. Dengan bantuan teknologi, produksi yang hanya dilakukan oleh 100 orang, bisa setara dengan hasil dari pekerjaan ribuan orang. Jadi, dengan penduduk yang sedikit, sehingga, Estonia bisa bersaing dengan negara dengan penduduk banyak dalam bidang produksi.

Awal dari revolusi tersebut adalah ketika Estonia yang baru pecah dari Uni Soviet, ditawari peralatan telepon analog dari "sepupu jauh" sekaligus tetangganya Finlandia, termasuk dengan instalasinya. Namun, pemerintah Estonia menolak tawaran itu, dengan dalih agar Estonia langsung menggunakan telepon digital saat itu juga. Lalu, setelah pembentukan ProgeTiiger (Tiger Leap Foundation), pada 1997, 97% sekolah di Estonia sudah terkoneksi Internet; setiap ayat dari undang-undang bahkan yang masih berupa rancangan, dapat diakses di Internet; bahkan, Estonia memasukkan internet dalam hak asasi manusia di negaranya.

Perkembangan teknologi ini sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi di Estonia, semakin banyak investor yang berinvestasi di negara ini, dipermudah dengan layanan Estonian E-resident, dimana para pebisnis yang ingin membuka perusahaan di Estonia bisa mendaftar untuk layanan tersebut, kemudian mengambil kartu E-resident lengkap dengan card readernya di perwakilan Estonia terdekat, dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengurusan perizinan dan perpajakan di Estonia. Salah satu pemegang dari kartu tersebut ialah Shinzo Abe (Perdana Menteri Jepang).

Kemajuan teknologi ini dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
1. Sekolah yang terkomputerisasi (1997)
Murid di Estonia belajar melalui komputer
Ya, sejak 1997 Estonia sudah menerapkan sistem belajar terkomputerisasi. Sebagian besar sekolah sudah terhubung dengan internet, sehingga siswa dapat mengakses informasi dari seluruh dunia. Beberapa tahun kemudian, Estonia menambahkan pemrograman dalam kurikulumnya, mulai dari SD sampai SMA, semua murid di Estonia akan mendapatkan pelajaran programming, dengan harapan agar generasi penerus disana mampu mengenal dan mengurus ekosistem digital disana. Bahkan, jika biasanya anak bayi di negara lain bermain atau menonton video di iPad mereka, anak-anak di Estonia sudah belajar programming sejak dini melalui iPadnya.

Estonia juga meluncurkan Ekool, dimana siswa dapat melihat PR, rapor dan segala administrasi sekolah langsung di depan komputer. Di Estonia, kuliah online sudah bukan hal baru lagi, karena biaya yang murah, memerlukan tenaga yang sedikit, serta lebih mudah diakses oleh masyarakat, membuat universitas-universitas online teresebut banyak diminati oleh warga Estonia maupun pendatang.

2. Penemuan Skype (2003)
Antarmuka Skype
Jika anda pernah menonton tv, dan melihat reporter di TKP yang berbicara dengan reporter di studio melalui video call, anda mungkin akan melihat tombol bulat berwarna merah dan biru. Kemungkinan besar mereka menggunakan Skype, media sosial buatan Estonia.

Memang, perusahaan Skype didirikan oleh orang Skandinavia, dan kantor pusatnya di Luxembourg dan Amerika Serikat. Akan tetapi, Skype ini diprogram oleh orang Estonia yakni Priit Kasesalu dan Jaan Tallinn (namanya sama dengan nama ibukota Estonia Tallinn), dan sampai sekarang, masih diprogram di Tallinn dan Tartu. Awalnya, program ini hanya terdapat di Estonia, kemudian merambat ke Polandia, dan akhirnya sampai ke Amerika Serikat dan Seluruh dunia. Sekarang, saham Skype dimiliki oleh Microsoft.

3. E-voting di Estonia
KTP Estonia yang memiliki cip di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan
Cukup dengan komputer, internet (yang ada dimana saja) dan KTP Estonia beserta card reader yang sudah termasuk; atau hp dengan sim khusus untuk voting. Rakyat Estonia dapat melakukan pemilu langsung dari rumah, bahkan ketika di luar negeri, tanpa harus mengunjungi TPU ataupun kedutaan.

4. E-Government
Kalau di negara lain, biasanya situs-situs layanan pemerintah itu terpisah-pisah. Imigrasi, asuransi, kepolisian, perundang-undangan, semua memiliki websitenya masing-masing. Tidak dengan Estonia, Mulai dari pendataan kelahiran anak, informasi mengenai perundang-undangan, perizinan dan segala layanan pemerintah Estonia ada di satu website yakni eesti.ee. Jadi, rakyat hanya perlu komputer dan akses ke internet untuk mendapatkan layanan tersebut.

Di Estonia resep dokter itu diambil dengan KTP (kemungkinan agar meminimalisir "salah resep"), karena setiap kali kita cek kesehatan, dokter akan menginput riwayat kesehatan kita ke database pemerintah, sehingga ketika ada sedang sakit, mereka cukup datang ke Apotek dan Apoteker akan memeriksa KTP serta mendapatkan resep yang sudah diberikan dokter sebelumnya. Jadi, gak repot-repot lagi bawa kertas resep kemana-mana, saat butuh obat.


Kelemahan dari E-government adalah dapat menjadi sasaran empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab, pemerintah Estonia mengakalinya dengan membuat sistem database yang terpisah-pisah, namun terhubung melalui saluran X-road yang dijaga ketat, dimana data yang dikirim terlindungi dari berbagai serangan maupun espionase.

Sebenarnya, masih banyak lagi informasi tentang Estonia, yang dapat dilihat langsung di eesti.ee yang hadir dalam bahasa Estonia, Inggris dan Rusia. Semoga informasi ini dapat menjadi inspirasi bagi semua kalangan masyarakat, terutama generasi penerus bangsa, agar kedepannya, negara-negara lain dapat menemukan jalannya masing-masing, menuju masyarakat yang modern, terintergrasi dan maju.

Sekian dari postingan saya kali ini, dan sampai jumpa...

Gambar dan Informasi disadur dari :
Portal Resmi Pemerintah Estonia
BBC : How Estonia become E-stonia

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright Labels

Creative Commons License
Stop Web Pirates - Online Copyright Infringement Solutions